Layanan ketenagalistrikan di Indonesia terus ditingkatkan. Seiring dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 6-7 persen per tahun, peningkatan layanan listrik menjadi keharusan. Pemerintah berkomitmen untuk merealisasikan proyek 35.000 MW untuk meningkatkan layanan kelistrikan. Proyek tersebut telah dikukuhkan ke dalam dokumen RPJMN sehingga ditargetkan selesai dalam jangka waktu 5 tahun (2014-2019). Bersama PT PLN sebagai bagian dari pemerintah dan pihak swasta akan dibangun 109 pembangkit, termasuk PLTGU Jawa-2.
Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa-2 diproyeksikan akan mulai beroperasi pada Mei 2019 dengan kapasitas daya total sebesar 800 megawatt (MW) yang berasal dari gas turbine (2×300 MW) dan steam turbine (1×200 MW). Haryanto WS, Direktur Bisnis Regional PT PLN (Persero) Jawa Bagian Barat, menyatakan bahwa pembangunan PLTGU Jawa 2 dilakukan di atas lahan seluas 5,2 hektar milik PT Indonesia Power Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan (UPJP) Tanjung Priok, Jakarta Utara. Proyek akan digarap oleh PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Barat (UIP JBB) dengan pelaksanaan yang akan dilakukan oleh PLN Unit Pelaksana Proyek Pembangkit Jawa Bagian Barat (UPP PJBB).
PLTGU Jawa 2 akan dioperasikan secara bertahap. Sebelumnya, PLN telah mengoperasikan PLTGU Jawa 2 Unit Gas Turbin (GT) 4-1 berkapasitas 300 MW pada Juni 2018, Unit GT 4-2 COD pada Juli 2018 dengan kapasitas 300 MW, dan steam turbine unit ke-3 berkapasitas 200 MW pada Mei 2019. Evakuasi daya yang dihasilkan oleh PLTGU Jawa 2 akan disalurkan melalui GISTET 500 kV Priok, selanjutnya dari IBT 500 kV/150 kV akan disalurkan ke sistem jaringan 150 kV ke arah GIS 150 kV Priok Timur Baru dan GIS 150 kV Priok Barat. Untuk kebutuhan gas PLTGU Jawa 2 ini disuplai dari Nusantara Regas (NR) dengan pemakaian gas sekitar 72,82 BBTU untuk pengoperasian 1 unit GT (Gas Turbin) pada beban 300 MW.
Pembangunan PLTGU Jawa 2 dimulai sejak 23 November 2016 dengan nilai investasi sekitar Rp 6,1 triliun. Kontraktor yang melaksanakan pembangunan adalah konsorsium Mitsubishi Corporation dan PT Wasa Mitra Engineering. Proyek tersebut didanai dengan skema pendanaan 30% menggunakan anggaran PLN dan 70% menggunakan pinjaman luar negeri, Japan Bank for International Cooperation (JBIC). Haryanto juga menyatakan bahwa pembangunan PLTGU ini merupakan unit pertama terbesar dari proyek 35.000 MW yang sudah bisa dioperasikan, dan hal ini merupakan koordinasi yang luar biasa diantara unit PLN dan mitra.
Target untuk mencapai proyek 35.000 MW bukanlah target main-main. Dibutuhkan komitmen yang kuat dari berbagai pihak dalam merealisasikannya. Keberhasilan koordinasi yang ditunjukkan dalam proses pembangunan PLTGU Jawa-2 antara pemerintah dan investor patut diapresiasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa keterlibatan pihak swasta maupun Independent Power Producer (IPP) lainnya mutlak dibutuhkan dalam peningkatan layanan ketenagalistrikan. Lebih dari itu, penyediaan listrik yang baik diyakini dapat menjadi kunci bagi tercapainya pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Disadur dari www.dunia-energi.com pada 24 Januari 2019
Opmerkingen